Pulau Kemaro, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di tengah aliran Sungai Musi, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan. lokasi ini berada di daerah industri, di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju, serta Sungai Gerong. tempat ini merupakan salah satu destinasi wisata ikonik di Sumatera Selatan yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya dan sejarah. Pulau kecil ini menjadi terkenal tidak hanya karena panorama indahnya, tetapi juga berkat kisah legenda romantis yang berakar dari percampuran budaya Melayu dan Tionghoa. Dengan pagoda megah sembilan lantai dan kelenteng bersejarah, Pulau Kemaro menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun internasional
pulau kemaro ini semakin ramai dikunjungi saat perayaan Cap Go Meh, di mana suasana menjadi penuh warna dengan berbagai acara budaya. Selain itu, kisah cinta tragis antara Siti Fatimah dan Tan Bun An menambah daya tarik emosional, menjadikannya simbol hubungan harmonis dua budaya yang berbeda. Bagi wisatawan yang mencari lebih dari sekadar pemandangan, Pulau Kemaro menawarkan pengalaman spiritual dan budaya yang mendalam
Tak hanya menikmati sejarah dan religi, pengunjung juga dapat berfoto di berbagai spot menarik, termasuk Pohon Cinta yang sarat akan legenda lokal. Dengan akses mudah melalui perahu dari Jembatan Ampera, Pulau Kemaro menjadi pilihan sempurna untuk melengkapi perjalanan wisata Anda di Palembang.
Pulau Kemaro tidak hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena legenda cinta yang mengiringi keberadaannya. Cerita ini bermula dari kisah Siti Fatimah, seorang putri kerajaan Palembang, dan Tan Bun An, seorang saudagar Tionghoa kaya raya yang datang ke Palembang untuk berdagang.
Tan Bun An jatuh cinta pada Siti Fatimah dan melamar sang putri. Raja Palembang menyetujui lamaran tersebut dengan syarat Tan Bun An harus memberikan hadiah berupa emas sebagai mas kawin. Tan Bun An kemudian pulang ke negerinya untuk mengambil emas dan kembali dengan membawa hadiah dalam jumlah besar.
Dalam perjalanan kembali ke Palembang, Tan Bun An membawa emas yang disimpan di dalam guci. Untuk menghindari bajak laut, emas tersebut disembunyikan di bawah tumpukan sayur. Saat tiba di Palembang, Tan Bun An memerintahkan anak buahnya membuang guci-guci tersebut ke sungai karena mengira isinya hanya sayur basi. Ketika sadar bahwa emas masih berada di dalam guci, ia melompat ke sungai untuk mencarinya, namun tenggelam. Mengetahui hal ini, Siti Fatimah pun ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkannya, tetapi keduanya tidak pernah muncul kembali
Menurut legenda, di lokasi mereka tenggelam, muncullah sebuah pulau kecil yang dikenal sebagai Pulau Kemaro. Di pulau ini juga terdapat Pohon Cinta, yang dipercaya tumbuh di atas makam mereka. Masyarakat meyakini bahwa pasangan yang mengunjungi pohon ini dan berdoa bersama akan mendapatkan hubungan yang langgeng
Pulau Kemaro, yang terletak di tengah Sungai Musi, Palembang, merupakan salah satu ikon wisata sejarah dan budaya di Sumatera Selatan. Pulau ini tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya tetapi juga memiliki latar belakang sejarah yang kaya, mulai dari legenda cinta tragis hingga peran penting dalam sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.
Pulau Kemaro erat kaitannya dengan legenda cinta antara seorang pedagang Tionghoa, Tan Bun An, dan Siti Fatimah, putri kerajaan Palembang. Tan Bun An melamar Siti Fatimah dengan syarat membawa mas kawin berupa emas. Dalam perjalanan kembali ke Palembang, ia membawa tujuh guci yang berisi emas, disembunyikan di bawah tumpukan sawi asin untuk menghindari perampokan.
Setibanya di Palembang, karena mengira guci-guci tersebut hanya berisi sawi, Tan Bun An memerintahkan untuk membuangnya ke Sungai Musi. Setelah guci terakhir pecah dan mengungkapkan emas di dalamnya, ia melompat ke sungai untuk mengambil guci-guci yang telah terbuang. Siti Fatimah, yang menyaksikan kejadian itu, ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkan Tan Bun An. Keduanya tidak pernah kembali, dan legenda menyatakan bahwa Pulau Kemaro muncul di lokasi tempat mereka tenggelam
Pulau Kemaro juga memiliki catatan penting dalam sejarah Kesultanan Palembang. Di awal abad ke-19, Sultan Mahmud Badaruddin II membangun Benteng Tambak Bayo di pulau ini sebagai bagian dari sistem pertahanan melawan kolonial Belanda. Benteng ini menjadi saksi pertempuran antara pasukan kesultanan dan kolonial Belanda pada 1819. Namun, setelah pertempuran sengit pada 1821, benteng tersebut akhirnya dihancurkan
Saat ini, Pulau Kemaro menjadi destinasi wisata religi dan budaya. Pulau ini memiliki pagoda sembilan lantai yang dibangun pada 2006 serta Kelenteng Hok Tjing Rio yang didirikan pada 1962. Tempat ini menjadi pusat perayaan Imlek dan Cap Go Meh, menarik ribuan wisatawan dan umat Buddha setiap tahunnya
Berikut adalah beberapa tips berkunjung ke Pulau Kemaro agar perjalanan Anda menjadi lebih nyaman dan menyenangkan:
1. Pilih Waktu yang Tepat
Musim Perayaan: Waktu terbaik adalah saat perayaan Imlek atau Cap Go Meh, ketika pulau ini penuh dengan aktivitas budaya dan ritual menarik. Namun, siapkan diri untuk keramaian.
Cuaca Cerah: Kunjungi pada pagi atau sore hari untuk menghindari panas terik, terutama karena sebagian besar area terbuka
2. Transportasi ke Pulau Kemaro
Perahu Tradisional atau Speedboat: Anda dapat menyewa perahu dari Dermaga Benteng Kuto Besak. Perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit, jadi siapkan uang tunai untuk membayar sewa perahu
Pesan Transportasi Lebih Awal: Saat musim liburan, reservasi transportasi lebih awal akan membantu menghindari antrean panjang
3. Pakaian Nyaman
Gunakan pakaian ringan dan nyaman karena cuaca di Palembang cenderung panas. Topi, kacamata hitam, dan tabir surya sangat disarankan
4. Bawa Perlengkapan Pribadi
Air Minum dan Camilan: Meskipun ada beberapa penjual makanan, membawa air sendiri sangat penting untuk menjaga hidrasi.
Payung atau Jas Hujan: Jika berkunjung di musim hujan, perlengkapan ini berguna
5. Hormati Tempat Ibadah
Pulau Kemaro memiliki kelenteng dan pagoda sebagai tempat ibadah. Kenakan pakaian sopan dan hindari berbicara keras di area tersebut
6. Eksplorasi dengan Bijak
Ikuti Petunjuk: Perhatikan papan informasi untuk menjaga kebersihan dan keamanan.
Jangan Lewatkan Landmark: Jangan lewatkan ikon utama seperti Pagoda 9 Lantai, Pohon Cinta, dan makam legenda
7. Siapkan Uang Tunai
Beberapa pedagang lokal mungkin tidak menerima pembayaran digital, jadi bawalah uang tunai dalam jumlah cukup
8. Fasilitas Terbatas
Perhatikan bahwa fasilitas umum seperti toilet mungkin terbatas. Pastikan untuk menggunakan fasilitas di dermaga sebelum berangkat
9. Manfaatkan Tour Guide Lokal
Jika ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan legenda Pulau Kemaro, gunakan jasa pemandu lokal
10. Keamanan Pribadi
Selalu awasi barang bawaan Anda, terutama di keramaian. Perhatikan langkah saat berjalan di dermaga atau perahu
Pulau Kemaro menawarkan lebih dari sekadar keindahan alam. Dari pagoda yang megah hingga perayaan budaya yang meriah, setiap sudut Pulau Kemaro menyimpan cerita yang tak ternilai. Jadi, jika Anda berencana mengunjungi Palembang, pastikan untuk menyempatkan diri menjelajahi Pulau Kemaro dan merasakan nuansa sejarah serta kedamaian yang ada di sana.